Linux Centos 5.0 (Pertemuan 12)
****Setting DHCP Server****
I. Pendahuluan
DHCP (Dynamic Host
Configuration Protocol) adalah protokol TCP/IP yang tugasnya memberikan alamat
IP secara otomatis kepada client yang bersifat dinamis, sehingga vlient tidak
perlu mengisikan alamat IP secara manual. Program di linux yang berlaku sebagai
server DHCP adalah dhcpd. Supaya dapat memperoleh layanan DHCP, komputer client
harus memasang program klien yaitu dhcpcd. Layanan DHCP tidak hanya memberikan
alamat IP pada masing-masing klien, layanan ini dapat juga digunakan untuk
mengatur konfigurasi jaringan pada komputer klien seperti server DNS, server
NIS, dan sebagainya. Dengan adanya server DHCP, konfigurasi jaringan komputer
klien dapat diatur secara terpusat.
II. Karakteristik Server
DHCP
Karakteristik dari server DHCP yang berjalan
di sistem linux adalah:
1. Server dapat
berjalan lebih cepat & stabil. Sistem-sistem Unix clone sudah diakui
mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi dalam menjalankan
aplikasi-aplikasinya, dan ini berarti termasuk juga di Linux yang juga
merupakan salah satu clone Unix. Linux juga seperti turunan Unix lain dapat
dioperasikan hanya dengan command text saja. Ini berarti resource yang
dibutuhkan server pasti lebih kecil daripada resource yang dibutuhkan untuk
menjalankan software berbasis grafis seperti di sistem Windows.
2. Dijalankan dengan
dua aplikasi daemon untuk server dan client, misalnya : dhcpd (DHCP daemon)
untuk server dan dhcpcd (DHCP client daemon) untuk client.
3. File-file setting
untuk DHCP di Linux umumnya diletakkan di dalam direktori /etc dan
/var/lib/dhcp.
4. Setting DHCP
dilakukan dalam sebuah file yaitu : /etc/dhcpd.conf dan akan menyimpan hasil
transaksi penyewaan IP address di dalam sebuah file yang bernama
/var/lib/dhcpcd.leases. Bila file ini tidak ada, DHCP tidak akan dapat bekerja.
5. Setting relatif
mudah karena hanya dipusatkan di satu file saja (/etc/dhcpd.conf) dan hanya
terdiri dari beberapa baris perintah untuk memberikan layanan yang cukup
lengkap.
III. Cara Kerja
Pada saat suatu client boot-up, mesin tersebut membroadcast suatu
request ke server DHCP, kemudian server membalas dengan alamat IP, netmask dan
berbagai macam konfigurasi. Komunikasi tergantung sepenuhnya pada broadcast,
hingga percakapan antara client dan server berakhir, client tidak memiliki IP
valid. DHCP menggunakan UDP sebagai transportnya,server DHCP akan listening
atau mendengarkan pada port 67. Client DHCP broadcast ke UDP port 67, dan
server menjawab ke UDP port 68.
IV. Langkah-Langkah
A. Di
sisi server
1. Cek
Paket
- Cek paket-paket
dhcp dengan cara:
- # rpm -qa | grep
dhcp
2. Copy
File dhcp
- Untuk
mengkonfigurasi dhcp, buka file dhcp dengan cara:
- # vi
/etc/dhcpd.conf
- maka kita hanya
akan melihat tampilan sebagai berikut:
- oleh karena itu,
gunakan perintah berikut agar kita bisa mengkonfigurasi file dhcp:
- # cp
/usr/share/doc/dhcp*/dhcp.conf.sample /etc/dhcpd.conf. sehingga file
dhcpd.conf akan terlihat sebagai berikut:
3.
Konfigurasi dhcp
Kita mulai mengkonfigurasi dhcp, namun kita harus melihat
keterangan sebagai berikut:
- -
ddns-update-style –> Pilihan ddns-update-style diletakkan pada
konfigurasi awal dhcpd.conf anda, parameter ini diperlukan jika server
anda menggunakan dynamic dns lokal, yang akan memetakan client lokal anda
dengan sebuah nama, untuk setiap ip yang di pinjamkan ke client, sehingga
dhcp server akan melakukan update dns jika server menggunakan dns untuk
meresolve nama server dan client. ISC (Internet Software Consortium) yang
membuat aplikasi isc-dhcp ini mengisyaratkan untuk secara default
menggunakan parameter ddns-update-style ini. Ada 3 pilihan
ddns-update-style ini yakni interim, adhoc, dan none.
- ddns-update-style
interim;
- - subnet
192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 –> Jaringan yang diatur dengan
layanan dhcp ini mempunyai alamat jaringan 192.168.0.0 dengan netmask
255.255.255.0
- - option routers
–> Menentukan default gateway komputer klien
- - option subnet
mask –> Menentukan subnet mask untuk subnet
- - option
domain-name –> menentukan Domain Name dari server dhcp anda, jika ada.
atau bisa diisi sebagai penamaan host lokal anda, tanpa harus menggunakan
domain yang terdaftar.
- option
domain-name “domain.org”;
- - option
domain-name-servers –> Menentukan Informasi DNS, diperlukan oleh client
untuk meresolve informasi domain name, jika akan melakukan sambungan ke
internet.
- option
domain-name-servers 192.168.1.2;
- - option
ntp-servers –> Menentukan server NTP untuk subnet
- - option
netbios-name-servers –> Menentukan server NetBIOS atau disebut juga
server WINS
- - range
dynamic-bootp –> Menentukan range alamat IP untuk subnet
- - default-lease
–> Menentukan waktu yang dialokasikan ketika sebuah ip dipinjamkan
kepada komputer client, setelah waktu pinjam ini selesai, maka ip tersebut
dapat dipinjam lagi oleh komputer yang sama, atau komputer tersebut
mendapatkan nomer ip lain jika komputer yang sebelumnya dipinjam
dipergunakan oleh komputer lain.
- default-lease-time
–> Lama waktu server meminjamkan alamat ip kepada client, dalam satuan
detik.
- default-lease-time
21600;
- max-lease-time
–> Menentukan waktu maksimum yang di alokasikan untuk peminjaman ip
oleh dhcp server ke client dalam satuan detik.
- max-lease-time
43200;
- - host ns –>
Menentukan klien agar diberikan alamat IP khusus.
- Tentu saja,
tidak semua baris konfigurasi di atas diperlukan. Jika kita tidak
memerlukannya beri tanda pagar (#) di bagian paling kanan dari pernyataan
yang tidak kita butuhkan. Dalam kasus ini, kita akan membuat server DHCP
dengan IP 192.200.200.100 dan subnet mask 255.255.255.0 dengan range IP
klien dari 192.200.200.200 sampai 192.200.200.250. Maka dari itu kita
mengkonfigurasi file dhcpd.conf seperti di bawah ini:
4.
Menyalakan Server dhcp
- Berikan perintah
di bawah ini untuk menyalakan server dhcp:
- # service dhcpd
start
B. Di sisi klien
1. Cek
paket
Cek paket-paket dhcp di komputer klien.
2.
Konfigurasi client
·
Jika
komputer klien sudah mempunyai IP, maka hapus IP tersebut dan arahkan gateway
clien tersebut ke server DHCP (Dalam hal ini 192.200.200.100). Setelah itu
restart jaringan dengan cara:
·
#
service network restart
·
Jika
semua tidak ada masalah, maka server dhcp akan memberikan IP ke clien tersebut.
V. Lain-lain
1. IP
Khusus
Jika kita ingin memberikan IP khusus kepada satu komputer
saja, maka gunakan host ns yang ada pada file /etc/dhcpd.conf. Masukkan
ethernet komputer dan IP yang akan digunakan.
2. DHCP
Lebih Dari Satu Jaringan
Contoh di atas menggunakan satu jaringan saja. Lalu
bagaimana jika ada lebih dari satu jaringan? Hal itu bisa disiasati dengan cara
menyalin skrip yang ada di file /etc/dhcpd.conf, lalu hasil salinannya
ditempatkan di bawah skrip tadi dan kita bisa mulai mengkonfigurasi jaringan
yang berbeda dengan skrip sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar